7 Kelemahan Extovert & Introvert


Extrovert maupun Introvert , bahkan gabungan keduanya Ambivert semua itu bukanlah jenis manusia, tapi sebuah sisi manusia. Semua orang memiliki ketiga sisi itu, hanya saja dominan yang mana.

Tidak ada yang terbaik diantara semuanya. Hanya disarankan menjadi diri sendiri as comfortable dari salah satu yang dominan, entah sebagai Introvert, Extrovert ataupun dominan keduanya.

Apa yang jadi maksud?
Sisi Extrovert, Introvert dan keduanya memiliki kelemahan yang khas dan selalu sulit untuk dihindari karena sudah menjiwai, dan sudah menjadi jati diri seseorang itu sendiri, jalan nyamannya.
Jadilah diri sendiri

Here we go, Tujuh Kelemahannya


  1. Lawan jenis
    Extovert selalu menganggap remeh opponentnya/lawannya, entah lawan bicara, lawan jenisnya, disini lawan jenis bukan berarti jenis kelamin, tapi segala yang bertolak belakang terhadap orang itu sendiri. Sehingga cenderung sulit merealisasi yang apa sebetulnya yang dihadapi karena mereka akan mengenali lawannya dengan template, "orang seperti ini biasanya bla bla bla bla". Extrovert tidak terbiasa mengenali orang dengan feeling dan mereka tidak punya waktu untuk itu, mereka akan menggunakan experiencenya dalam bertemu orang lalu menjadikan sebagai pedoman dalam mengenali orang berikutnya.

    Sebaliknya, Introvert cenderung terlalu menghargai opponentnya/lawannya. Hal ini membuatnya rawan untuk diperlakukan negative, verbal maupun fisik.
    Dibalik itu, Introvert pandai mengenali lawan jenisnya ataupun sejenisnnya secara personal karena mereka suka menganalisa dalam dalam disaat bertemu, setelah bertemu pun mereka akan stalking sedetail detailnya. Sayangnya ciri khas mereka membuat mereka kehilangan moment saat berinteraksi karena pikirannya sibuk menilai dalam dalam. Dan membuat efek negatif bagi mereka, kadang tidak fokus, canggung, sering lupa apa yang harus dibicarakannya.

  2. Pikiran
    Terkesan sebuah kelebihan tapi ini bisa dibilang sebuah kelemahan, Extrovert selalu berfikir sambil bicara, itu sebabnya mereka tidak bisa mendalami ilmu secara utuh tapi orientasinya ke koneksi antar sesama, mereka lebih suka belajar dari sharing.

    Lain dengan Introvert, selalu berfikir sebelum bicara. Dibalik pandai menyerap pengetahuan disaat yang sama, mereka banyak kehilangan moment terutama ekspresi wajah, karena 80% otaknya selalu focus apa saja yang akan ditanyai, Introvert selalu mempersiapkan dalam rencana sederhana apa saja sebelum dibicarakan orang lain, padahal banyak hal diluar dugaan datang saat tiba waktunya berinteraksi dengan orang lain.

  3. Hal yang paling ditakuti.
    Sudah bukan rahasia umum kedua “sisi” manusia ini ada hal yang paling ditakuti meski sudah terbiasa sekalipun.
    Extrovert takut dengan hal hal yang berbau sepi, mistis, hening dan sunyi jiwa sosialnya akan tersiksa karena tidak terbiasa, bosan, hingga takut karena yang dirasa seketika merasa seolah hidup sendiri. Mereka bisa tapi tidak bertahan lama untuk sendiri.
    Sedang Introvert akan takut akan banyaknya orang, again Introvert selalu penuh persiapan dan selalu memperdulikan sedetail detailnya. Jika melihat manusia banyak, bukan jiwanya yang tersiksa tapi pikirannya yang terpecah seolah olah melakukan hal untuk semua orang yang ada disekitarnya.

  4. Mood
    Manusiawi, kedua sisi karakter manusia itu pasti memiliki mood level, mood condition dan mood dependency. Menjadikan kelemahan tersendiri dari sisi manusia tersebut.
    Extrovert mood level terendahnya ada pada segalahal yang statis, konstan atau bahkan segala hal yang menjadi kebalikannya, padahal di realitanya banyak orang dengan sifat berbeda beda bahkan berbanding balik.
    Sedang Introvert dibalik kelebihannya yang sanggup menghadapi segala karakter orang bahkan kebalikannya, Introvert mood levelnya turun drastis jika privasinya terganggu.

  5. Speaking

    No doubt, Kedua sisi manusia ini cukup hebat dalam public speaking jika sudah mendalami. Tapi ada sisi negative keduanya jika berbicara. Extrovert selalu banyak bicara tapi penuh dengan bualan, sedikit berbohong akan dilakukan untuk prinsipnya, kadang saking mendalami dalam bicaranya tidak sering menyinggung orang lain.
    Introvert nyaris pintar dalam mengatur kata, isi omongannya berkualitas daging semua tapi Introvert dalam berbicara sering terlalu dalam dan berbelit, sayangnya introvert mempunyai teknik merangkai omongan yang cenderung menyembunyikan hal hal tersendiri dalam sepeaking yang menurutnya tidak perlu disampaikan, audience dianggap se level dengan dia sendiri dalam hal menangkap informasi, sehingga bagi pendengarnya kadang omongannya tidak lengkap, tidak sedikit yang memberikan feedback kurang jelas.

  6. Argument
    Terdapat kondisional pada lingkungan sosial tentang berbeda argument dan itu sudah sarapan tiap hari bagi semua jenis manusia.
    Tapi ada sisi negative dalam keduanya.
    Extrovert selalu mau menang sendiri, lumrah harga dirinya sangat tinggi, pandai memanipulasi kata kata. Yang paling disayangkan dari sisi manusia yang mimiliki jiwa extrovert, mudah akan membully jika dia sampai bertemu dengan kebalikannya.
    Introvert jika berbeda pendapat maka dia akan cenderung mengalah demi kondisi damai/"baik" karena wawasan orang condong introvert luas sekali, mulia tapi ini fatal bagi life cycle dia, hal yang tidak baik. Being to nice itu tidak baik. Menyakiti diri sendiri untuk orang lain. Itu sebabnya Introvert rawan dibully, karena dia mempersilahkan dengan itu semua seumpamapun dia ahli bela diri.
  7. Pergaulan

    Hal ini menarik, keduanya sisi ini memiliki ciri khas sendiri.
    Extrovert orientasi pergaulannya banyak teman meski sering mengalami tertusuk dari belakang.
    Lain dengan Introvert orientasi pergaulannya bukan banyak teman tapi sedikit teman tapi berkualitas, sahabat dekat/sejati, pasangan yg sejati. Tapi seiring kebiasaan ini orang akan menganggap kalangan ini pilah pilih dalam pertemanan, bahkan asmara meski itu haknya.



Tulisan ini tentu ga membahas ambivert karena ambivert gabungan dari keduanya.
Seseorang yang Ambivert adalah jiwa dengan sisi extrovert tulen namun jika dia terjatuh, kecewa, atau disakiti atau ditusuk dari belakang, maka dia akan menjadi Introvert dari lingkungan toxic tersebut, dia mengistimewakan dirinya sendiri dengan baik layaknya introvert dan menemukan ketenangan.
Perbedaannya dengan Introvert adalah dia masih berharap tempat ramai, teman yang melimpah, kebersamaan banyak orang tapi di lain kondisi.